MMCKalteng – Palangka Raya – Menghadapi puncak musim kemarau yang diperkirakan bulan Agustus sampai dengan Sepetember 2023, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengelar rapat intern bersama instansi terkait yang dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H. Edy Pratowo, Kamis (31/8/2023) bertempat Ruang Rapat Wakil Gubernur.
Dalam rapat tersebut, Kepala Pelaksana BPBPK Prov. Kalteng Ahmad Toyib memaparkan perkembangan penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kalteng. “Berdasarkan data Karhutla dalam lima tahun terakhir, emisi CO2 dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Ton CO2e) di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2018 sebanyak 34.182.439, tahun 2019 sebanyak 216.133.847, tahun 2020 sebanyak 2.313.223, tahun 2021 sebanyak 909.031, tahun 2022 sebanyak 160.507 dan tahun 2023 sebanyak 505.511,” bebernya.
Kemudian, disampaikan pula data Karhutla sampai dengan 30 Agustus 2023, Hotspot (HS) terdeteksi sebanyak 8.506, Kejadian Karhutla dilaporkan 1.811 kejadian, luas yang ditangani sekitar 5.569,32 hektar, sedangkan luas berdasarkan analisis citra oleh Kementerian LHK hingga Juli 2023 seluas 2.948,04 hektar. HS terbanyak yaitu di Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Seruyan, dan Kab. Kapuas. Kejadian Karhutla terbanyak dilaporkan yaitu di Kota Palangka Raya, Kab. Barito Selatan, dan Kab. Kotawaringin Timur. Luas Karhutla yang ditangani terluas dilaporkan yaitu di Kab. Kotawaringin Barat, Kab. Barito Selatan, dan Kab. Seruyan. Lalu, luas Karhutla berdasarkan analisis citra oleh Kementerian LHK, terluas yaitu Kab. Sukamara, Kab. Kotawaringin Barat, dan Kab. Seruyan.
Selanjutnya, Toyib membeberkan data Hotspot mengalami tren peningkatan pada bulan Mei 2023 sampai dengan bulan Agustus 2023, bahkan untuk bulan Agustus 2023 sudah lebih tiga kali lipat dari total HS bulan Januari sampai dengan Juli 2023. Kejadian Karhutla dan luas Karhutla yang ditangani mengalami peningkatan pada bulan Mei 2023 sampai dengan bulan Agustus 2023, bahkan untuk bulan Agustus 2023 sudah lebih tiga kali lipat dibanding bulan Juli 2023.
“Berdasarkan analisis data series HS periode 2016-2019, HS cenderung mengalami peningkatan pada periode bulan Juli sampai dengan November, sehingga dengan adanya peringatan dini kemarau kering dan lebih panjang serta adanya fenomena El Nino, maka kewaspadaan tetap harus ditingkatkan setidaknya sampai dengan November 2023,” ungkapnya.
Lebih lanjut, update kondisi ISPU pada empat Kota di Kalimantan Tengah berdasarkan Pemantauan ISPU terkini melalui Website Sipongi, yaitu Palangka Raya (Kuning-TIDAK0 SEHAT), Sampit (Kuning-TIDAK SEHAT), Buntok (Biru-SEDANG), dan Pangkalan Bun (Hijau-SEHAT). Terkait update Kondisi ISPU di Kota Palangka Raya, update terkini kondisi TIDAK SEHAT karena peningkatan komponen NO2 mencapai 113, yang diperkirakan meningkat dalam beberapa jam terakhir. Berdasarkan riwayatnya, NO2 sampai dengan Pukul 23.00 WIB tidak terdeteksi dan komponen kritikal pada tanggal 30 Agustus 2023 terdeteksi yaitu PM2,5. Update Kondisi Parameter Cuaca lima Kota di Kalimantan Tengah Parameter Cuaca kritikal yaitu Jarak Pandang (Visibility) masih Aman, lebih dari 8 Km.
“Aktivasi Pos Lapangan Satgas Pengendali Karhutla 2023, Aktivasi Pos Lapangan Satgas Pengendali Karhutla didasarkan pada Kecamatan Risiko Tinggi Karhutla (KRB 2021-2026). Prioritas Provinsi yaitu pada Kabupaten yang terdapat gambut dan memperhatikan riwayat kejadian Karhutla beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2023, Kabupaten Prioritas yang didukung ada delapan Kabupaten/Kota, yaitu Barito Selatan, Kapuas, Pulang Pisau, Palangka Raya, Katingan, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, dan Sukamara, dengan total kecamatan yaitu sebanyak 70 Kecamatan. Pemilihan Kecamatan ini telah diusulkan oleh BPBD Kabupaten/Kota dan 35 Pos Lapangan, dukungan Provinsi diaktivasi pada 31 Kecamatan,” tutupnya.
Sumber: MMC Kalteng