Jakarta, CNBC Indonesia – Populasi orang dengan kekayaan bersih yang sangat tinggi di Asia menurun sekitar 10,9% pada tahun lalu. Menurut laporan dari perusahaan data Altrata, ini merupakan penurunan regional terbesar di dunia.
“Populasi ultra-kaya di Asia turun sebesar 11% pada tahun 2022, yang merupakan jumlah terbesar dibandingkan wilayah mana pun, menjadi 108.370 orang,” kata laporan tersebut, seperti dikutip dari CNBC International, Jumat (8/9/2023).
Laporan tersebut menyebutkan bahwa penurunan disebabkan oleh kebijakan lockdown yang ketat di China, perang di Ukraina, serta terganggunya rantai pasokan regional. Pasar yang sarat teknologi seperti Korea Selatan dan Taiwan juga menanggung beban terberat akibat melemahnya ekspor dan konsumsi akibat perang.
Menurut penelitian, individu dengan kekayaan bersih ultra tinggi (UHNW) adalah mereka yang memiliki kekayaan bersih lebih dari US$30 juta atau setara Rp460 miliar. Laporan tersebut juga menyebut total kekayaan bersih penduduk super kaya di Asia mencapai US$12,13 triliun (Rp186.137 triliun) dibandingkan dengan kekayaan Eropa sebesar US$11,73 triliun (Rp179.999 triliun).
Sementara Eropa mencatat kinerja regional terburuk kedua, dengan penurunan sebesar 7,1% menjadi 100.850 individu dengan kekayaan bersih tinggi. Laporan menyebut penurunan akibat dampak langsung dari invasi Rusia ke Ukraina.
Moskow membuat kenaikan inflasi di banyak negara karena memblokade pasokan energinya. Terganggunya rantai pasokan menyebabkan penurunan tersebut.
Penurunan pun terjadi di Amerika Utara Pasar kekayaan ultra terbesar di dunia dengan kekayaan bersih gabungan sebesar US$16,47 triliun, mencatat penurunan sebesar 4% menjadi 142.990 individu.
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh siklus kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang agresif. The Fed memulai kampanye kenaikan suku bunganya secara agresif pada Maret 2022, ketika inflasi naik ke level tertinggi dalam 40 tahun.
Timur Tengah, Amerika Latin dan Karibia mengalami peningkatan besar dalam jumlah individu UHNW. Jazirah Arab mencatat peningkatan populasi ultra-kaya sebesar 15,7%- sebagian besar disebabkan oleh lonjakan harga komoditas, sementara Amerika Latin dan Karibia mengalami peningkatan sebesar 17,5%.
“Dengan pasar kekayaan terbesar yang seluruhnya merupakan eksportir komoditas utama, portofolio aset regional didukung oleh peningkatan nilai tukar perdagangan akibat harga yang lebih tinggi,” kata laporan itu.
Dari 10 lokasi spesifik, yang mencakup AS, China, dan Hong Kong, hanya India yang mengalami peningkatan jumlah individu orang super kaya. Bahkan mencapai 3%.
“India merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia pada tahun 2022, yang mendukung peningkatan sebesar 3% (dalam) populasi UHNW-nya,” jelas Altrata.
Sebelumnya perekonomian India tumbuh sebesar 7,8% pada kuartal Juni. Ini menandai laju pertumbuhan tercepat dalam satu tahun.
Secara global, terjadi penurunan lebih dari 5,4% pada populasi ultra kaya di dunia. Ini merupakan penurunan tahunan pertama dalam empat tahun terakhir.
Meskipun terdapat gejolak baru-baru ini, Altrata memperkirakan akan terjadi peningkatan populasi ultra kaya secara global selama lima tahun ke depan, dari 395.070 menjadi 528.100. Peningkatan signifikan bakal ada di Asia.
SUmber: CNBC