Pemerintah akan memindahkan 16.990 ASN untuk bertugas di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara 2024 mendatang. Lokasi IKN terletak di Kabupaten Penajam, Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim).
Bagi ASN yang dipindahkan ke IKN tentunya memerlukan informasi untuk lebih mengenal adat dan kebudayaan di Kalimantan Timur, termasuk hal paling pamali di Kalimantan. Untuk itu kami akan memberikan informasi mengenai kebudayaan di Kalimantan yang dirangkum dari berbagai sumber.
Suku di Kalimantan Timur
Etnis Kaltim didominasi oleh etnis Jawa (30,24%) yang menyebar di hampir seluruh wilayah terutama daerah transmigrasi hingga daerah perkotaan.
Etnis terbesar kedua yaitu Bugis (20,81%) yang banyak menempati kawasan pesisir dan perkotaan.
Etnis terbesar ketiga adalah Banjar (12,45%) yang cukup dominan di Kota Samarinda dan Balikpapan. Kalimantan Timur merupakan tujuan utama migran asal Pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan Selatan.
Di urutan keempat yaitu Etnis Dayak (9,94%) yang menempati daerah pedalaman. Etnis Kutai (7,80%) yang mendiami Kutai Kartanegara, Kutai Timur dan Kutai Barat berada di urutan kelima.
Di urutan keenam hingga sepuluh berturut-turut yaitu etnis Toraja (2,21%), Paser (1,89%), Sunda (1,57%), Madura (1,32%) dan Suku Buton (1,25%) serta suku-suku lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Bahasa Daerah
Bahasa masyarakat Kaltim biasanya menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Banjar. Persebaran Bahasa Banjar ke Kaltim karena besarnya jumlah perantauan Suku Banjar asal Kalimantan Selatan.
Penutur Bahasa Jawa dan Bahasa Bugis juga cukup besar di Kaltim karena banyaknya pendatang asal Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi yang mendiami Kaltim.
Ada beberapa bahasa lain yang dituturkan masyarakat Kaltim. Di antaranya, rumpun Melayu seperti bahasa Kutai Kota Bangun, Kutai Tenggarong, Berau dan rumpun Barito seperti Bahasa Paser, Benuaq, Bentian, Tunjung.
Kemudian, ada bahasa Borneo Utara/Orang Ulu seperti Bahau, Modang, Aoheng/Penihing, Seputan, dan Basap Berau.
Lagu Daerah
Seperti halnya kebudayaan lain, Kalimantan Timur juga memiliki lagu khas daerahnya, lho.
Adapun beberapa lagu daerah dari Kalimantan Timur, di antaranya Burung Enggang, Meharit, Sabarai, Anjat Manik, Bebilin, Andang Sigurandang, Bedone, Ayen Sae, Sorangan, Indung-indung, Tingkilan (suku Kutai), dan Musik Sempek/Kejien (suku Dayak Wehea).
Senjata Tradisional
Di Kalimantan Timur, ada beberapa jenis senjata tradisional seperti mandau, gayang, keris buritkang, sumpit, tombak, perisai. Namun, yang paling terkenal adalah mandau.
Mandau biasanya dibuat oleh seorang pandai besi yang mempunyai ilmu gaib. Mandau adalah semacam senjata yang berbentuk parang dengan panjang kira kira 1/2m.
Mandau itu ada dua macam. Pertama, mandau yang disebut Tampilan dan dipakai untuk perang dan upacara. Kedua, mandau yang biasa dipakai untuk keperluan sehari hari.
Pakaian Adat
Kebudayaan Kalimantan Timur tak lepas dari pakaian adat dari daerah itu sendiri.
Baik pria maupun wanita mengenakan tutup kepala (topi) berhiaskan bulu dari burung enggang, baju rompi dan kain tenun sebatas lutut.
Untuk pria, mengenakan tameng dengan hiasan khas di tangannya, serta kalung yang terbuat dari tulang dan gigi binatang.
Sementara wanita ditambah dengan kain (rok) dengan warna dan hiasan khas, serta kalung dan beberapa gelang di kedua belah tangannya.
Rumah Adat
Rumah Lamin adalah rumah adat Kalimantan Timur. Bentuknya panggung setinggi 2 meter dari tanah dan dihuni oleh 25-30 kepala keluarga.
Ujung atap rumah dihiasi dengan kepala naga sebagai simbol keagungan, budi luhur, dan kepahlawanan. Sementara, halaman rumah berdiri sebuah patung Blontang menggambarkan dewa sebagai penjaga rumah atau kampung.
Di dalam rumah adat ini, ada beberapa bagian yakni ruang dapur, ruang tidur, dan ruang tengah. Tangga yang digunakan untuk naik ke dalam rumah terbuat dari satu pohon.
Sedangkan, dinding rumah dibuat dari katu dan daun rumbia. Di bagian bawah rumah (kolong) biasa digunakan untuk memelihara hewan ternak.
Desa Adat
Di Kalimantan Timur, ada desa budaya bernama Desa Lekaq Kidau. Hingga hari ini, desa adat Kalimantan Timur ini masih hidup dengan budaya nenek-moyang mereka.
Setiap musim panen tiba, masyarakat desa merayakannya dengan melakukan penyembelihan babi dan pertunjukan tarian khas Dayak.
Kemudian, dilanjutkan dengan kegiatan menumbuk beras menjadi tepung dengan alat serupa lesung. Hasil tumbukan beras dimasukkan dalam bambu berukuran sedang dan dibakar dengan bara api.
Penduduk desa ini juga masih memegang budaya daun telinga cuping panjang. Pemanjangan cuping telinga ini dilakukan sejak masih bayi.
Alat Musik Tradisional
Ada juga alat musik tradisional Kalimantan Timur antara lain, kadire, klentengan (sluding), sampek, jatung utang, dan uding/uring.
Sumber: klikkaltim