KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Pintu air irigasi Riam Kanan kembali dibuka oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) usai bencana kabut asap melanda Kalsel pada 2019 silam.
Tahun ini, Pemprov Kalsel siaga menghadapi kebakaran hutan dan lahan dengan membuka pintu air irigasi Desa Cindai Alus, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar.
Melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel, pintu air Irigasi Riam Kanan dibuka dengan maksud mengalirkan air ke saluran dan embung, sehingga dapat digunakan untuk pembasahan lahan daerah yang rawan terbakar.
“Jadi ketika terjadi Karhutla ekstrem, maka kita sudah siap antisipasi dengan membuka pintu air irigasi agar lahan rawa ini tidak kering,” kata Kepala Dinas PUPR Kalsel, Ahmad Solhan, Kamis (11/5/2023).
Sementara itu, Kepala Seksi Drainase, Sungai dan Pantai Dinas PUPR Kalsel, Herry Ade Permana menjelaskan, 2019 merupakan tahun ekstrem, di mana kemarau panjang membuat tidak adanya sumber air yang membasahi lahan dan tersisa hanya air irigasi.
“Saat itu, berdasar hasil rapat satgas Karhutla, karena area bandara di keliling kabut yang tebal dan letaknya dekat dengan irigasi maka harus ada penjebolan arus irigasi untuk mensuplai air untuk pemadaman kebakaran hutan di area bandara,” jelas Herry Ade Permana.
Berkaca pada kejadian ekstem itu, lanjut dia, kemudian pada 2020 pemerintah membangun sistem jaringan karhutla dengan anggaran APBD sebesar Rp 3 miliar lebih.
Pihaknya membuat pintu air di Area Cindai Alus dan membangun bendungan menggunakan pintu d isekitar hutan sawitan (Sungai Lubuk).
“Jadi dua pintu inilah kita bangun dari saluran pintu air Cindai Alus, kita membangun saluran drainase terbuka dengan yudit sepanjang 600 meter dan di sawitan ada pintu pengatur menaikan ketinggian,” ucap dia.
Hingga saat ini diketahui belum ada laporan mengenai potensi bencana karhutla di sejumlah wilayah di Kalsel.
Meski begitu sejumlah wilayah jadi fokus penanganan karhutla oleh pemerintah. Seperti kawasan Bandara Syamsuddin Noor dan area Guntung Damar yang merupakan area satu karhutla.
“Ada mitigasi untuk menjaga permukaan air tanahnya, karena kondisi ekstrim semua sumber air kering. Jadi air irigasi lah yang akan kita gelontorkan ke daerah Guntung Damar,” ucap dia.
Terkait untuk operasional saluran irigasi Riam Kanan, karena merupakan aset BWS Kalimantan III PUPR, Herry menjelaskan pemerintah juga akan melakukan koordinasi dalam menanggulangi kondisi ekstrem.
“Bila saat kondisi ekstrim dan ada tanggap darurat, kita akan melakukan koordinasi dengan BWS guna melakukan pembukaan pintu air tersebut,” ungkap dia.
Untuk diketahui sejak awal Maret 2023, pembersihan saluran yang menuju bandara sudah dilajukan pemerintah serta juga menggali tumpukan lumpur dan sedimen yang ada di saluran u-ditch.
“Kita juga ada menyiapkan beberapa pengaturan pintu di sawitan dan di golf ada embung. Kita jaga jangan sampai melebihi kapasitas atau permukaan air tanah turun, sehingga mengakibatkan tanah gambut makin kering,” pungkasnya.
Sumber: Kanal Kalimantan