Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur menjalin kerja sama dengan tiga perguruan tinggi dalam rangka menjaring ide dan gagasan dari akademisi untuk mewujudkan program pembangunan Samarinda Kota Cerdas (Smart City).
Kepala Bagian Kerja Sama Pemkot Samarinda, Idfi Septiani mengatakan tiga perguruan tinggi tersebut yakni Universitas Mulawarman Samarinda, Universitas Widyagama Samarinda, dan Universitas Nahdlatul Ulama Kaltim.
“Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Walikota Samarinda Andi Harun dengan para Rektor,” kata Idfi di Samarinda, Senin.
Idfi menilai kerja sama tersebut merupakan momentum penting bagi Pemkot Samarinda demi melaksanakan pola pentahelix atau multipihak, apalagi perguruan tinggi merupakan mitra dalam program pembangunan kota.
“Kerja sama Ini penting antara Pemkot dengan kampus-kampus sebagai mitra pembangunan kota, yaitu dalam rangka melaksanakan pola pentahelix,” ucap Idfi Septiani.
Ia mengungkapkan pola kerja sama tersebut pihak Pemkot dapat masuk dalam penelitian termasuk melakukan kajian-kajian teknis, guna kemajuan Kota Samarinda.
“Pemkot meyakini pihaknya sangat butuh ide dan gagasan perguruan tinggi yang ada di Samarinda,” ujarnya.
Pola Pentahelix menjelaskan unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu berkoordinasi serta berkomitmen untuk mengembangkan inovasi pengetahuan yang memiliki potensi untuk dikapitalisasi atau ditransformasi menjadi produk maupun jasa yang memiliki nilai ekonomis.
“Jadi bisa masuk di dalam research, join research, bisa lakukan kajian-kajian teknis. Kalau di Samarinda ada beberapa tantangan-tantangan selama pembangunan di kota, kita juga butuh peranan kampus dengan sisi scientific base-nya,” terang Idfi.
Selain itu, Pemkot Samarinda juga bisa melakukan kuliah umum tematik untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) baik dari sisi Pemkot Samarinda, maupun mahasiswa di ketiga kampus tersebut.
Secara teknis, OPD di lingkungan Pemkot Samarinda yang akan melakukan pengkajian maupun penelitian bisa langsung melakukan pertemuan lebih lanjut ke perguruan tinggi untuk merealisasikannya.
“Misalkan mengenai stunting. Nanti Dinkes (Dinas Kesehatan) bisa berkomunikasi dengan kedokteran Unmul atau kesehatan masyarakat yang ada di kampus. Itu bisa dibahas secara langsung,” jelasnya.
Sumber: Antara News