TEMPO.CO, Jakarta – Mata uang bersama dan kesatuan moneter untuk kawasan ASEAN belum menjadi prioritas saat ini karena masih banyak agenda lain yang perlu diperhatikan, kata Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn, Senin.
Berbicara dalam kuliah umum di Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten, ia menyoroti pemulihan pascapandemi COVID-19 menjadi prioritas utama di ASEAN saat ini.
“Saya kira ide moneter union sudah dibahas sejak 20 tahun yang lalu. Ada ide dan diskusi tapi tentu jalan masih panjang karena kita punya prioritas lain sekarang,” katanya.
Selain pemulihan pascapandemi, prioritas lainnya saat ini adalah konektivitas ASEAN, agenda ekonomi biru, dan peningkatan perdagangan intra-ASEAN, kata Hourn.
“Ini benar-benar prioritas. Kalau soal moneter, masih banyak yang bingung,” katanya.
Kendati demikian, Indonesia yang tahun ini menjabat sebagai ketua ASEAN telah mengusulkan pengembangan konektivitas pembayaran regional untuk mendukung pembayaran lintas batas di kawasan.
Bank sentral dan otoritas keuangan dari lima negara–Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura-telah menandatangani nota kesepahaman untuk meningkatkan pembayaran lintas batas regional. Sistem kode QR dari lima negara diharapkan terhubung untuk mencapai hal ini.
Sejak penandatanganan perjanjian konektivitas pembayaran regional pada November 2022, QRIS lintas batas hanya digunakan di Thailand.
Sumber: TEMPO