Asia Tenggara merupakan suatu kawasan yang terdiri atas negara-negara yang berada di benua Asia bagian tenggara. Perwilayahan tersebut berdasarkan atas letak negara yang berdekatan serta kondisi sosial budaya yang hampir sama.
Berdasarkan kesamaan tersebut negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara membentuk organisasi, yaitu ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) untuk menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya, sebagaimana dikutip dari buku Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial oleh Mila Saraswati.
Untuk memahami lebih dekat tentang kawasan Asia Tenggara. Berikut penjelasan tentang letak, keadaan iklim, sumber daya alam, dan kondisi penduduk, seperti dikutip dari buku Geografi dan Sosiologi (IPS Terpadu) SMP Kelas 9 oleh Dra Umasih; Geografi dan Sosiologi oleh Dedy Panca Nugraha SPd; dan buku IPS 3B oleh Dr Anwar Kurnia:
Letak Kawasan Asia Tenggara
Letak astronomi kawasan Asia Tenggara berada antara 29,1o LU – 11o LS dan 93o BT – 141o BT. Kawasan ini terletak di ujung tenggara benua Asia, dan berada di antara dua benua, yaitu benua Asia itu sendiri dan benua Australia pada bagian selatan.
Selain itu, kawasan Asia Tenggara juga diapit oleh dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Posisinya yang berada pada ujung pertemuan tersebut mengakibatkan Asia Tenggara menjadi tempat strategis terutama bagi kehidupan perekonomian di dunia didukung sumber daya alam yang kaya dan melimpah.
Secara geografis, Asia Tenggara dibatasi oleh wilayah-wilayah yang meliputi:
Bagian utara: RRC, Teluk Tonkin, dan Laut Cina Selatan
Bagian barat: Bangladesh, Teluk Benggala, dan Laut Andaman
Bagian selatan: Samudera Hindia dan Australia
Bagian timur: Samudera Pasifik Dan Papua Nugini
Dengan adanya perbedaan letak astronomi dan letak geografis ini menyebabkan masing-masing negara yang berada di Kawasan Asia Tenggara mempunyai perbedaan pada kondisi iklim, bentang alam, kandungan sumber daya alam, kegiatan sosial, budaya dan ekonomi, dsb.
Perbedaan karakteristik menjadi sumber kekuatan bagi setiap negara tersebut untuk melakukan pembangunan guna mencapai kesejahteraan rakyat di negaranya masing-masing. Akan tetapi, perbedaan karakteristik bisa jadi mempunyai kelemahan, sebab tidak semua potensi alam, letak yang strategis dimiliki oleh setiap negara.
Kondisi Bentang Alam Asia Tenggara
Kawasan Asia Tenggara merupakan tempat pertemuan gugus utama pegunungan lipatan muda Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Posisi pertemuan kedua lipatan tersebut berada di perairan Maluku terletak di sekitaran kepulauan Banggai, arah barat palung laut Banda.
Pertemuan lipatan yang selalu mengalami pergerakan inilah yang menyebabkan daerah tersebut sering terjadi gempa tektonik. Di samping itu, pergerakan ini mengakibatkan terbentuknya gunung-gunung api yang masih aktif, terutama di bagian wilayah Indonesia dan Filipina.
Pegunungan tersebut terdiri dari dua busur, yaitu busur dalam yang bersifat vulkanis dan busur luar yang bersifat tidak vulkanis. Bukti keberadaan busur dalam ditunjukkan banyaknya gunung berapi yang membentang dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali Lombok, Sumbawa, Flores, Solor, Alor dan Kepulauan Maluku.
Sedangkan bukti keberadaan busur luar yang tidak vulkanis dengan ditemukannya bentangan dataran tinggi di Semenanjung Malaya, Pegunungan Arokan Yoma di Myanmar, Pegunungan Dawna di Thailand, Pegunungan Annam di Semenanjung Indocina, serta pegunungan di kepulauan sebelah barat Pulau Sumatera, selatan Jawa, Sumba, Timor hingga Maluku.
Sementara itu, letak dataran rendah di kawasan Asia Tenggara banyak ditandai oleh aliran sungai-sungai besar dan panjang, serta delta. Sungai-sungai yang populer di kawasan ini antara lain sungai Mekong di Semenanjung Indocina, Sungai Menan di Thailand, Sungai Irrawaddy dan Sungai Salween di Myanmar, serta sungai-sungai besar di Indonesia seperti Kapuas, Barito, Musi, Bengawan Solo, Citarum, juga Mamberamo.
Laut-laut yang ada di kawasan Asia Tenggara, antara lain Laut Cina Selatan, Laut Andaman, Laut Jawa, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Natuna, Laut Arafuru, Laut Timor, dan Laut Banda.
Kondisi Iklim Asia Tenggara
Secara keseluruhan kawasan Asia Tenggara beriklim tropis, dengan ciri-ciri udara antara 24oC-28oC, curah hujan cukup tinggi, dan ditumbuhi hutan hujan tropis. Berikut karakteristik daerah iklim tropis Asia Tenggara
a. Angin dan Suhu
Negara-negara di kawasan Asia Tenggara terletak pada rentang lintang 23,5o LU – 23,5o LS, artinya kawasan Asia Tenggara terbentang di daerah ekuator sehingga iklim tersebut mendapatkan pengaruh dari angin musim yang datang dari gurun-gurun di Australia dan daratan Asia.
Selain itu, angin pasat yang bertiup dari daerah subtropis menuju ekuator menyebabkan wilayah Asia Tenggara memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
b. Curah Hujan
Bulan-bulan berlangsungnya curah hujan di beberapa wilayah di kawasan Asia Tenggara memiliki variasi curah hujan yang berbeda-beda, misalnya di Indonesia, mempunyai musim hujan terbanyak di bulan Oktober sampai April. Sedangkan, musim kemarau terjadi di bulan April sampai Oktober, pasalnya pada bulan-bulan tersebut angin pasat tenggara yang kering tertiup dari Australia.
Di Myanmar dan Semenanjung Malaka bagian selatan, musim penghujan terjadi pada pertengahan bulan Mei sampai Oktober. Di Thailand hingga pantai Indocina, musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Januari
Sumber Daya Alam Asia Tenggara
Posisi Kawasan Asia Tenggara yang berada di jalur pertemuan dua sirkum pegunungan dunia menyebabkan asia tenggara memiliki kondisi tanah yang subur. Pasalnya, pertemuan daratan benua dan samudra mengakibatkan wilayah ini mempunyai kekayaan sumber alam yang melimpah dan strategis.
Kekayaan sumber daya alam yang dijumpai di kawasan ini meliputi kekayaan flora, fauna, pertanian, serta kekayaan lainnya.
1. Flora
Kekayaan tumbuh-tumbuhan di kawasan Asia Tenggara yang beranekaragam jenisnya merupakan sumber daya alam flora yang mempunyai nilai strategis bagi negara bersangkutan. Nilai strategis ini bisa menjadi pemasukan devisa negara. Jenis-jenis tumbuhan yang mendatangkan nilai guna yang tinggi untuk keberlangsungan hidup manusia, mulai dari tumbuhan untuk konsumsi makanan dan minuman, obat-obatan, hingga rempah-rempah.
Selain itu, jenis pepohonan berkayu besar dimanfaatkan sebagai komoditas ekspor utama. Tetapi, hal yang disayangkan terkait penebangan pohon ini seringkali tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Akibatnya, bencana alam seperti banjir, tanah longsor, erosi, kekeringan kerap terjadi.
2. Fauna
Jenis fauna di kawasan ini dipengaruhi oleh fauna Asiatis dan fauna Australis. Fauna di kawasan Asia Tenggara bagian barat sampai Selat Makassar dan Pulau Lombok memiliki kemiripan dengan jenis fauna Asiatis, contohnya hewan tingkat tinggi seperti harimau, gajah, badak, banteng, rusa.
Pulau Sulawesi merupakan tempat peralihan, terdapat campuran dari dua jenis fauna Asiatis dan Australis tersebut, contohnya anoa, babi rusa, kera berhidung besar, dan kera berjambul.
Sedangkan, di Pulau Irian dan sekitarnya terdapat fauna Australis, misalnya kangguru, kasuari, cenderawasih, trenggiling, serta jenis burung betet dan burung kakak tua.
3. Pertambangan
Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat kaya akan barang tambang. Misalnya, hasil sumber daya Indonesia mempunyai sejumlah besar cadangan berbagai mineral, seperti minyak bumi, gas alam, perak, platina, tembaga, nikel, belerang, batu bara, dsb.
4. Kehutanan
Mengutip dari buku Pengetahuan Sosial Geografi 3 oleh Idianto Mu’in MK, berikut vegetasi di kawasan Asia tenggara terdiri atas:
a. Hutan hujan tropis yang terbentang di kawasan Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand
b. Hutan musim, meliputi Thailand, Laos, Myanmar, Kamboja dan Pulau Jawa bagian timur
c. Sabana tropis, meliputi bagian tengah Thailand, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Indonesia)
d. Hutan bakau, meliputi Teluk Siam, pantai selatan Papua, dan pantai timur Sumatera.
Kondisi Penduduk Asia Tenggara
Dikutip dari buku Super Complete SMP/MTs 7,8,9 oleh Elis Khoerunnisa, SPd, menurut AL Krober, suku bangsa yang ada di kawasan Asia Tenggara merupakan keturunan dari dua ras utama, yaitu Ras Negroid (Semenanjung Melayu dan wilayah negara Filipina) dan Ras Mongoloid (mendiami kepulauan Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar, Kamboja)
Adapun ras lain seperti Ras Melanesoid yang merupakan rumpun dari Ras Negroid, terdapat di Papua (Indonesia) dan Papua Nugini, seperti dikutip dari Explore Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jilid 3 untuk SMP/MTs Kelas IX oleh Sri Untari.
Dari ketiga ras tersebut yang mendiami kawasan Asia Tenggara mengalami proses asimilasi dengan ras lain, seperti Eropa, Timur Tengah, dan Jepang.
Sebagian besar penduduk di kawasan Asia Tenggara bermata pencaharian sebagai petani penghasil padi. Negara penghasil padi seperti Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam dan Myanmar.
Negara Asia Tenggara Berhimpun dalam ASEAN
Dikutip dari Modul Ilmu Pengetahuan Sosial Edisi PJJ Pada Masa Pandemi Covid-19 Untuk SMP Kelas VIII oleh Tenia Kurniawati, latar belakang berdirinya ASEAN karena pada tahun 1960-an situasi rawan terjadi konflik yang berujung peperangan antar wilayah.
Konflik-konflik yang melanda dunia sewaktu-waktu dapat mempengaruhi situasi di kawasan Asia Tenggara, yang akhirnya negara-negara di kawasan Asia Tenggara dapat terlibat pergolakan konflik tersebut.
Agar di kawasan Asia Tenggara tidak terseret dalam konflik yang dilakukan oleh negara di luar Asia Tenggara, maka kelima negara mendirikan ASEAN yang bertujuan untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, aman, stabil, dan sejahtera.
ASEAN dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand melalui Declaration of Bangkok, seperti dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial 3 oleh Ratna Sukmayani. Pada awal berdirinya, ASEAN hanya terdiri atas lima negara pemrakarsa yang diwakili oleh menteri luar negerinya, yaitu:
1. Adam Malik mewakili Indonesia
2. Tun Abdul Razak mewakili Malaysia
3. S Rajaratnam mewakili Singapura
4. Narcisco Ramos mewakili Filipina
5. Thanat Khoman mewakili Thailand
Saat ini, ASEAN beranggotakan 10 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar
Melansir dari detikEdu, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Phnom Penh, Kamboja, Jumat (11/11/2022) lalu, para anggota ASEAN dalam KTT, sepakat memberikan Timor Leste status pengamat (observer). Timor Leste akan mendapatkan hak untuk menghadiri semua pertemuan ASEAN dan sesi KTT.
Selain itu, ASEAN juga sedang menyusun peta jalan berupa kriteria yang perlu dicapai Timor Leste mendapatkan status keanggotaan penuh ASEAN.
Sumber : Detik